Pembukaan Isolasi dan Hubungan Love-Hate: Dinamika Geopolitik Jepang, China, dan Amerika Serikat

By Green Berryl

Finance, Opini41 Views
banner 468x60

Kitabaru.com – Peristiwa pembukaan isolasi dua kekuatan besar Asia—Jepang pada abad ke-19 dan China pada abad ke-20—oleh Amerika Serikat menandai titik balik penting dalam sejarah geopolitik dunia. Kedua kejadian tersebut mengawali hubungan yang kompleks, berfluktuasi antara kerjasama dan persaingan, seperti tercermin dalam karya Kishore Mahbubani “Has China Won?” Laporan ini menganalisis pembukaan isolasi Jepang oleh Komodor Perry, pertemuan bersejarah Nixon-Mao, serta dinamika hubungan “love-hate” antara AS dan China hingga masa kini.

## *Ekspedisi Perry dan Pembukaan Isolasi Jepang*

banner 336x280

Jauh di abad ke-19, Kekaisaran Jepang telah lama dikenal sebagai ‘kerajaan pertapa’, yang terkenal karena keengganannya membuka diri terhadap pengaruh asing. Selama lebih dari dua abad, di bawah kebijakan Sakoku, Jepang menerapkan isolasi ketat, membatasi interaksi dengan dunia luar hanya pada sejumlah kecil pedagang Belanda dan Tiongkok di pelabuhan Nagasaki[6]. Sebelum kedatangan Komodor Perry, wilayah ini hanya terhubung dengan dunia perdagangan Eurosentris melalui pos terdepan Belanda yang dikunjungi oleh satu kapal setiap tahunnya[1].

Pada bulan Juli 1853, pemerintah Amerika Serikat mengirim Komodor Matthew Calbraith Perry ke Jepang dalam misi diplomatik untuk menjalin hubungan dan membuka pelabuhan bagi kapal-kapal Amerika[1]. Ekspedisi Perry menandai peristiwa penting dalam transisi sejarah Kekaisaran Jepang menuju kekuatan modern[6]. Saat berlabuh di Uraga, Perry menginstruksikan letnan benderanya untuk mengirimkan surat dari Presiden Millard Fillmore kepada Kaisar Jepang[1].

Misi Perry didorong oleh kombinasi tujuan ekonomi, kemanusiaan, dan strategis, yang mencerminkan kebijakan luar negeri Amerika pada pertengahan abad ke-19[6]. Pada masa itu, Amerika Serikat baru saja muncul dari Perang Meksiko-Amerika dengan wilayah baru yang luas dan berkembang pesat. Penemuan emas di California pada tahun 1848 telah memicu migrasi besar-besaran ke arah barat, dan negara tersebut sangat ingin membangun jalur laut yang aman ke Pantai Barat serta memperluas hubungan perdagangannya di pasar Asia Timur[6].

Meskipun banyak orang Jepang ingin mengusir orang asing, Perry menolak permintaan tersebut dan menuntut perjanjian yang pada akhirnya membuka Jepang[1]. Transformasi ini memerlukan waktu dan pengorbanan di semua lini, namun itu adalah waktu yang tepat untuk memulai modernisasi bersama negara-negara Barat[1].

## *Kunjungan Nixon dan Pembukaan Hubungan dengan China*

Lebih dari satu abad kemudian, peristiwa bersejarah serupa terjadi ketika Presiden Amerika Serikat Richard Nixon mengunjungi Republik Rakyat China (RRC) pada Februari 1972. Kunjungan ini menandai titik balik penting, setelah 25 tahun tanpa komunikasi atau hubungan diplomatik antara kedua negara[7].

Pada 21 Februari 1972, Nixon bertemu dengan Ketua Mao Zedong di kediaman Mao di Peking (Beijing), didampingi oleh Henry Kissinger (Asisten Presiden untuk Urusan Keamanan Nasional) dan Perdana Menteri Zhou Enlai[2]. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 2:50 hingga 3:55 sore itu menjadi awal dari normalisasi hubungan antara kedua negara[2][7].

Tak lama setelah presiden Amerika tiba di ibu kota China, Ketua Partai Komunis China Mao Zedong memanggil Nixon untuk pertemuan singkat. Meski kondisi kesehatan Mao saat itu sedang tidak baik—ia telah dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu hingga hanya sembilan hari sebelum kedatangan Nixon—Mao bersikeras untuk bertemu dengan Nixon segera setelah kedatangannya[7].

Pertemuan awal mereka diwarnai humor dan kata-kata filosofis. Saat diperkenalkan kepada Nixon untuk pertama kalinya, Mao, melalui penerjemahnya, berkata: “Saya percaya teman lama kita Chiang Kai-shek tidak akan menyetujui ini.” Mao juga bergurau bahwa ia “memilih Anda (Nixon) dalam pemilihan terakhir Anda,” yang dijawab Nixon dengan “Anda memilih kejahatan yang lebih kecil,” dan Mao membalas, “Saya menyukai kaum kanan, saya cukup senang ketika orang-orang di sayap kanan ini berkuasa.”[7]

Nixon mengunjungi RRC untuk mendapatkan pengaruh lebih besar atas hubungan dengan Uni Soviet, setelah perpecahan Sino-Soviet[7]. Normalisasi hubungan mencapai puncaknya pada tahun 1979, ketika AS mentransfer pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing dan membangun hubungan penuh dengan RRC[7].

## *Hubungan “Love-Hate” antara AS dan China*

Sejak pertemuan bersejarah Nixon-Mao, hubungan antara Amerika Serikat dan China telah mengalami fluktuasi yang signifikan, menciptakan dinamika yang oleh beberapa analis disebut sebagai “love-hate relationship”[15]. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks drama Asia untuk menggambarkan hubungan yang diawali dengan konflik kemudian berubah menjadi kasih sayang—atau sebaliknya[3][5][8].

Dalam konteks geopolitik, hubungan AS-China menunjukkan pola serupa. Setelah periode panjang tanpa hubungan diplomatik, kedua negara mulai membangun koneksi yang semakin erat dalam perdagangan dan investasi. Namun, perbedaan ideologi dan kepentingan strategis tetap menjadi sumber ketegangan yang persisten[15].

Seperti dilaporkan oleh CNBC Indonesia pada Maret 2019, dinamika “love-hate” antara AS dan China memiliki dampak global, termasuk pada pasar keuangan Indonesia. Setelah perundingan intensif selama dua minggu di Beijing dan Washington, kedua negara terlihat harmonis dan bahkan mencapai garis besar kesepakatan dagang yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif di bidang perdagangan[15].

Presiden AS Donald Trump sempat menunda kenaikan bea masuk atas impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25% yang seyogianya berlaku mulai 2 Maret 2019, sebagai respons atas kemajuan dialog[15]. Namun, ketidakstabilan relasi ini menunjukkan karakter “love-hate” yang terus berlanjut hingga saat ini.

## *Pandangan Kishore Mahbubani: “Has China Won?”*

Dalam konteks persaingan geopolitik kontemporer AS-China, diplomat dan akademisi Singapura Kishore Mahbubani menawarkan perspektif menarik melalui bukunya “Has China Won?”[4][9]. Meskipun judul buku tersebut terkesan provokatif, Mahbubani sebenarnya menjelaskan bahwa ini adalah pertanyaan yang salah untuk diajukan[4].

Mahbubani berpendapat bahwa persaingan antara China dan Amerika Serikat adalah realitas geopolitik yang mendefinisikan abad ke-21. Evolusi dari “Great Game” baru ini akan menentukan apakah masa depan kolektif kita akan menjadi kemakmuran atau bencana[9]. Meskipun ada kebencian dan persepsi yang saling bertentangan, kedua negara adidaya ini pada akhirnya tahu bahwa perang di antara mereka akan bersifat kataklismik[4].

Dalam bukunya, Mahbubani menyerukan rasionalitas yang lebih dalam dari kedua kekuatan besar tersebut, dengan argumen bahwa tantangan terbesar dari zaman kita adalah menjawab pertanyaan apakah kemanusiaan telah menang[4]. Dia berpendapat bahwa baik pembaca Amerika maupun China akan mendapat manfaat dari kebijaksanaan Mahbubani dalam menjembatani pemahaman antara kedua negara[4].

Ketika ditanya “Apa yang diinginkan China?” dalam sebuah wawancara podcast, Mahbubani menjawab bahwa jawabannya sebenarnya cukup jelas: China tidak ingin pernah dipermalukan lagi seperti yang terjadi selama “Century of Humiliation” dari 1842 hingga 1949. Ia menyarankan agar siapa pun di AS yang ingin memahami apa yang diinginkan China harus mempelajari periode sejarah tersebut dan memahami betapa menyakitkannya pengalaman itu bagi bangsa China[9].

## *Kesimpulan*

Pembukaan isolasi Jepang oleh Komodor Perry pada abad ke-19 dan normalisasi hubungan AS-China yang dimulai dengan kunjungan Nixon pada 1972 merupakan dua titik balik bersejarah yang membentuk lanskap geopolitik global hingga saat ini. Kedua peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana Amerika Serikat, melalui diplomasi dan tekanan strategis, telah memengaruhi arah perkembangan dua kekuatan besar Asia.

Hubungan “love-hate” antara AS dan China yang terus berlanjut hingga saat ini mencerminkan kompleksitas persaingan antar kekuatan besar dalam sistem internasional. Seperti disoroti oleh Kishore Mahbubani, pertanyaan penting bukanlah “Apakah China telah menang?” tetapi bagaimana kedua negara dapat mengelola persaingan mereka untuk mencapai hasil yang menguntungkan bagi kemanusiaan.

Dalam konteks sejarah yang lebih luas, baik pembukaan Jepang maupun China oleh AS menunjukkan bagaimana interaksi awal dapat membentuk dinamika hubungan internasional untuk generasi mendatang. Sementara isolasi Jepang berakhir dengan modernisasi cepat dan integrasi ke dalam sistem internasional yang didominasi Barat, China mengambil jalur yang lebih kompleks, berusaha mempertahankan identitas dan sistemnya sambil menavigasi hubungan dengan kekuatan global lainnya.

Citations:
[1] Reaksi Kekaisaran Jepang terhadap Kedatangan Barat ‘Ekspedisi … https://nationalgeographic.grid.id/read/133875945/reaksi-kekaisaran-jepang-terhadap-kedatangan-barat-ekspedisi-perry?page=all
[2] Memorandum of Conversation between Chairman Mao Zedong and … https://digitalarchive.wilsoncenter.org/document/memorandum-conversation-between-chairman-mao-zedong-and-president-richard-nixon
[3] 10 Chinese Drama About HATE To LOVE Relationship Stories https://www.youtube.com/watch?v=a6rYzQlAsew
[4] Has China Won? by Kishore Mahbubani – Hachette Book Group https://www.publicaffairsbooks.com/titles/kishore-mahbubani/has-china-won/9781541768123/
[5] 3 Rekomendasi Drama China Love Hate Relationship yang Menarik https://kumparan.com/seputar-hobi/3-rekomendasi-drama-china-love-hate-relationship-yang-menarik-24EJabuopMy
[6] Ekspedisi Perry dan Dampaknya terhadap Sejarah Kekaisaran … https://nationalgeographic.grid.id/read/133869270/ekspedisi-perry-dan-dampaknya-terhadap-sejarah-kekaisaran-jepang
[7] 1972 visit by Richard Nixon to China – Wikipedia https://en.wikipedia.org/wiki/1972_visit_by_Richard_Nixon_to_China
[8] TOP 10 C-DRAMA WITH LOVE/HATE RELATIONSHIP … – YouTube https://www.youtube.com/watch?v=1OE5XOcFq0E
[9] Has China won? – YouTube https://www.youtube.com/watch?v=ibS_ls-mZIo
[10] Hate but love Chinese drama 🌪️mix song Chinese love story 🌪️ https://www.youtube.com/watch?v=eCPfQ8L2RKw
[11] Menyaksikan “On Your Wedding Day” Versi Tiongkok dalam Film … https://www.kompasiana.com/gilangriy/60e1982006310e50a04d3812/menyaksikan-on-your-wedding-day-versi-tiongkok-dalam-film-my-love?page=3&page_images=1
[12] 6 Drama Korea Love Hate Relationship Paling Terbaru 2023, Kisah … https://www.kapanlagi.com/korea/drama-love-hate-relationship-paling-terbaru-2023-kisah-cinta-modern-zaman-joseon-9629f2.html
[13] 3 Drama China Yu Meng Long di iQIYI, Ada A love Story of Oiled … https://yoursay.suara.com/entertainment/2024/12/19/155510/3-drama-china-yu-meng-long-di-iqiyi-ada-a-love-story-of-oiled-paper-umbrella
[14] 12 Rekomendasi Drama China Tentang CEO Dingin tapi Diam … https://www.kapanlagi.com/korea/12-rekomendasi-drama-china-tentang-ceo-dingin-tapi-diam-diam-bucin-bikin-baper-maksimal-0fc858.html
[15] Bak Drakor, Love-Hate Relationship AS-China Aduk Emosi https://www.cnbcindonesia.com/research/20190304032241-128-58627/bak-drakor-love-hate-relationship-as-china-aduk-emosi
[16] Ekspedisi Perry – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Perry
[17] The Nixon-Mao Summit: A Week that Changed the World? https://www.asianstudies.org/publications/eaa/archives/the-nixon-mao-summit-a-week-that-changed-the-world/
[18] Has China Won?: The Chinese Challenge to American Primacy https://www.youtube.com/watch?v=v1Nrgw37If0
[19] Konvensi Kanagawa, Perjanjian yang Mengakhiri Kebijakan Isolasi … https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/14/140000579/konvensi-kanagawa-perjanjian-yang-mengakhiri-kebijakan-isolasi-jepang
[20] Henry Kissinger’s Secret Trip to China – The National Security Archive https://nsarchive2.gwu.edu/NSAEBB/NSAEBB66/index2.html
[21] 9 DRAMA CHINA ROMANTIS IN LOVE-HATE RELATIONSHIP https://www.youtube.com/watch?v=N_uRqdZuXV0
[22] Book Review: Has China Won? The Chinese Challenge to … https://mahbubani.net/book-review-has-china-won-the-chinese-challenge-to-american-primacy/
[23] Mengungkap Misteri Sakoku: Kebijakan Isolasi yang Mengubah … https://fadami.indozone.id/history/445127519/mengungkap-misteri-sakoku-kebijakan-isolasi-yang-mengubah-sejarah-jepang
[24] Rapprochement with China, 1972 – Office of the Historian https://history.state.gov/milestones/1969-1976/rapprochement-china
[25] TOP 8 ENEMIES TO LOVERS(HATE-LOVE) CHINESE DRAMAS https://www.youtube.com/watch?v=h9ZUtampzVI
[26] Book Review: Has China Won?: The Chinese Challenge to … https://rochemamabolo.wordpress.com/2023/06/25/book-review-has-china-won-the-chinese-challenge-to-american-primacy-by-kishore-mahbubani/
[27] 9 DRAMA CHINA ROMANTIS IN LOVE-HATE RELATIONSHIP | bilibili https://www.bilibili.tv/id/video/4791383293297355
[28] Sinopsis Go Back Lovers, Love Hate Relationship pada Hubungan … https://beritajatim.com/sinopsis-go-back-lovers-love-hate-relationship-pada-hubungan-asmara
[29] Top 15 Best Hate to Love Chinese dramas #crownangle https://www.tiktok.com/@bgulley3/video/7271432046202080558

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *