Pola Impor Bahan Bakar Fosil Rusia Pasca Invasi Ukraina

Oleh: By Green Berryl

Opini48 Views
banner 468x60

Kitabaru.com – Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah secara dramatis mengubah pola perdagangan global bahan bakar fosil, khususnya dari Rusia sebagai salah satu eksportir energi terbesar dunia. Perubahan signifikan terjadi dalam aliran perdagangan minyak, gas, dan batu bara Rusia, yang awalnya didominasi oleh pasar Eropa kini beralih ke Asia. Uni Eropa telah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia hingga nol pada tahun 2027, mendorong Moskow untuk diversifikasi pasar. Meski terkena sanksi Barat, Rusia tetap memperoleh pendapatan besar dari ekspor energi, dengan China, India, dan Turki menjadi pembeli utama yang baru. Sementara itu, negara-negara Eropa beralih ke Amerika Serikat sebagai pemasok energi alternatif dan mempercepat transisi ke energi terbarukan sebagai solusi jangka panjang.

## *Restrukturisasi Perdagangan Energi Global Pasca Invasi*

banner 336x280

Invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022 mengakibatkan perubahan dramatis dalam pola perdagangan energi global. Sebelum konflik, Rusia merupakan pemasok energi utama bagi Eropa dengan pangsa 31% dari total impor minyak mentah Uni Eropa hingga akhir Januari 2022[4]. Pola perdagangan ini mengalami perubahan drastis setelah invasi, dengan Uni Eropa berkomitmen menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027[1][6].

Pergeseran pasar energi terlihat jelas dari perubahan volume impor. Pada Mei 2022, impor minyak Uni Eropa dari Rusia turun menjadi sekitar 24,2 juta barel, menyumbang hanya 12% dari impor minyak Uni Eropa[13]. Penurunan berlanjut hingga Desember 2022, di mana impor minyak Rusia hanya mencapai 7,6 juta barel atau sekitar 4% dari total impor minyak Uni Eropa, kurang dari seperempat jumlah yang diimpor dari Amerika Serikat[13]. Situasi serupa terjadi pada pasar gas, dengan Uni Eropa secara signifikan mengurangi impor gas pipa dari Rusia, meskipun terjadi peningkatan impor gas alam cair (LNG) Rusia di beberapa periode[1].

Kondisi ini semakin diperburuk dengan keputusan Ukraina pada 1 Januari 2025 untuk menutup pipa yang mengalirkan ekspor gas Rusia ke Eropa yang melewati wilayahnya[7]. Keputusan ini berdampak signifikan pada negara-negara Eropa Timur seperti Austria, Hungaria, dan Slovakia yang tidak memiliki akses langsung ke laut dan kesulitan mengimpor gas dari sumber lain[7].

### *Peralihan ke Pasar Asia dan Timur Tengah*

Merespons sanksi Barat, Rusia berhasil mengalihkan sebagian besar pasar ekspornya dari Eropa ke Asia, terutama China dan India[15]. China konsisten menjadi pembeli bahan bakar fosil terbesar Rusia, dengan impor mencapai USD30 miliar (setara Rp465 triliun) per Juni 2023[5]. Meskipun demikian, pendapatan harian rata-rata Rusia dari impor bahan bakar fosil China mengalami penurunan dari USD210 juta pada 2022 menjadi USD178 juta pada 2023, sebagian besar akibat penurunan harga minyak mentah Rusia[5].

India juga muncul sebagai pembeli utama, meningkatkan impor minyak dari Rusia hingga 10 kali lipat dibandingkan sebelum invasi, terutama karena diskon harga yang ditawarkan Rusia[5]. Turki menjadi importir signifikan lainnya dengan nilai impor bahan bakar fosil Rusia lebih dari USD10 miliar pada 2023[5].

Perubahan arah aliran minyak Rusia terlihat dari data volume minyak “di atas air” (dalam pengiriman) yang melonjak menjadi hampir 80 juta barel pada pertengahan 2022, naik dari kurang dari 30 juta barel sebelum invasi Ukraina[9]. Menurut Matt Smith, analis minyak utama untuk Amerika di Kpler, “Kenaikan volume minyak mentah di ‘atas air’ adalah karena lebih banyak volume menuju daerah lebih jauh – khususnya ke India dan China. Sebelum invasi ke Ukraina, lebih banyak minyak mentah Rusia yang pindah ke tujuan terdekat di Eropa Barat Laut”[9].

## *Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Sektor Energi Rusia*

Meskipun menghadapi sanksi ekonomi dari Barat, Rusia tetap memperoleh pendapatan signifikan dari ekspor energi. Dalam enam bulan pertama setelah invasi, Rusia meraup US$158 miliar (Rp2.352 triliun) dari ekspor energi, dengan penjualan ke Uni Eropa menyumbang lebih dari setengah keuntungan tersebut[2]. Hal ini terjadi karena invasi menyebabkan lonjakan harga minyak, gas, dan batu bara global yang menguntungkan Rusia meskipun volume ekspornya menurun.

Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) melaporkan bahwa “Melonjaknya harga bahan bakar fosil berarti pendapatan Rusia saat ini jauh di atas tingkat tahun-tahun sebelumnya, meskipun ada pengurangan volume ekspor”[2]. CREA juga mencatat bahwa ekspor bahan bakar fosil menyumbang sekitar €43 miliar ke anggaran federal Rusia sejak awal invasi, membantu pendanaan operasi militer di Ukraina[2].

Proyeksi ekonomi terbaru bahkan menunjukkan optimisme Rusia terhadap sektor energinya. Kementerian Ekonomi Rusia merevisi naik proyeksi pendapatan ekspor minyak dan gas sebesar $17,4 miliar menjadi $239,7 miliar untuk tahun 2024[15]. Mereka juga memproyeksikan harga rata-rata minyak ekspor Rusia akan naik menjadi $70 per barel tahun ini, meningkat $5 dari perkiraan April dan melebihi batas harga $60 per barel yang diterapkan Barat[15].

### *Efektivitas Sanksi Barat*

Sanksi Barat terhadap sektor energi Rusia menunjukkan hasil beragam. Larangan Uni Eropa terhadap impor batu bara Rusia terbukti efektif, dengan ekspor batu bara Rusia turun ke level terendah sejak perang dimulai. CREA melaporkan bahwa “Rusia gagal menemukan pembeli lain untuk menggantikan penurunan permintaan UE”[2].

Namun, sanksi terhadap minyak dan gas menunjukkan efektivitas yang terbatas. Rusia berhasil menemukan pasar alternatif di Asia, mengabaikan batas harga yang ditetapkan oleh negara-negara G7. Kenaikan proyeksi pendapatan migas Rusia menegaskan sulitnya upaya Barat menekan ekonomi Rusia, meski berbagai sanksi, termasuk pembatasan harga minyak dan larangan impor, telah diberlakukan terkait perang di Ukraina[15].

## *Strategi Diversifikasi Energi Eropa*

Untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia, Uni Eropa menerapkan strategi komprehensif yang mencakup diversifikasi sumber pasokan energi dan percepatan transisi ke energi terbarukan. Komisaris energi Uni Eropa Dan Jorgensen menekankan pentingnya Uni Eropa memproduksi energinya sendiri, menyatakan “Daripada menggunakan uang pembayar pajak, uang warga negara, untuk membayar gas yang hasilnya masuk ke kas negara Putin, kita perlu memastikan bahwa kita memproduksi energi kita sendiri”[1].

Amerika Serikat muncul sebagai alternatif utama untuk pasokan gas dan minyak ke Eropa. Data Eurostat mencatat bahwa per Desember 2022, 18% dari impor minyak mentah Uni Eropa berasal dari AS, menjadikannya pemasok minyak mentah terbesar ke Uni Eropa[13]. Selain itu, Presiden AS Joe Biden berjanji negaranya akan meningkatkan pasokan gas alam cair (LNG) setidaknya 15 miliar meter kubik ke Eropa pada 2022, dengan rencana peningkatan volume untuk tahun-tahun berikutnya[16].

Menurut Komisi Eropa, per akhir 2023, kontribusi impor gas dari Rusia ke Uni Eropa telah turun menjadi 15%, berada di bawah Norwegia dan Amerika Serikat dengan masing-masing 30% dan 19%, serta sedikit di atas negara-negara Afrika Utara dengan 14%[7]. Uni Eropa juga telah merumuskan strategi untuk bekerja sama dengan pemasok LNG lain dan mempertimbangkan investasi dalam infrastruktur ekspor LNG di luar negeri untuk mendapatkan kontrak jangka panjang dengan harga yang stabil[6].

### *Percepatan Transisi Energi Terbarukan*

Krisis energi akibat konflik Rusia-Ukraina memperkuat kasus untuk transisi ke energi terbarukan. Jorgensen mengatakan Brussels sedang mempersiapkan perubahan aturan untuk mempercepat pembangunan energi terbarukan[1]. Uni Eropa juga berencana merubah peraturan perizinan untuk memfasilitasi pembangunan proyek-proyek energi terbarukan[6].

Perusahaan manajer aset Schroders berpendapat bahwa “Situasi di Ukraina menambah kepercayaan lebih lanjut pada argumen untuk mentransisikan sistem energi kita ke sistem berbasis energi yang murah, bersih, dan andal”[11]. Namun, di sisi lain, beberapa negara Eropa terpaksa kembali ke batu bara—sumber listrik yang paling berbahaya bagi lingkungan—untuk jangka pendek. Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans mengakui tidak ada tabu dalam menggunakan batu bara, dengan negara-negara seperti Polandia mempertimbangkan penggunaan batu bara lebih lama sebagai jembatan transisi ke sumber energi terbarukan[11].

## *Posisi Indonesia dalam Perdagangan Energi dengan Rusia*

Indonesia memiliki posisi unik dalam konteks perdagangan energi global pasca invasi Rusia ke Ukraina. Pasokan BBM dan minyak mentah dalam negeri relatif aman meski terjadi ketegangan geopolitik, lantaran mayoritas BBM dan minyak mentah yang diimpor Indonesia berasal dari kawasan Timur Tengah dan Afrika[3]. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menjelaskan, “Rusia mayoritas tujuan ekspor minyaknya bukan ke Indonesia, tapi ke Eropa dan RRT. Demikian juga gasnya, sebagian besar ekspornya ke Eropa. Sementara Indonesia mengimpor minyak dari Timur Tengah dan Nigeria”[3].

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan bahwa Arab Saudi merupakan pengimpor utama minyak mentah ke Indonesia dengan volume 4.419,8 ton, disusul Nigeria dengan 3.917,4 ton[4]. Hingga 2022, Indonesia tercatat tidak melakukan impor minyak mentah dari Rusia[4]. Namun, pola ini mulai berubah pada tahun 2023, dengan Indonesia membukukan impor dari Federasi Rusia senilai US$2,43 miliar, naik 11,61% dibandingkan tahun sebelumnya[10].

### *Kebijakan Energi Indonesia Pasca Invasi*

Meskipun Indonesia tidak terdampak langsung oleh konflik Rusia-Ukraina, pemerintah tetap bersikap hati-hati dan menyiapkan strategi untuk mengamankan pasokan BBM. Tutuka Ariadji memperkirakan fluktuasi harga minyak mentah tahun 2023 berkisar antara US$80-90 per barel[8]. Stok BBM dalam negeri saat ini sekitar 21 hari, mendekati target 23 hari, dan PT Pertamina memiliki fleksibilitas tinggi untuk mengimpor crude, BBM, dan LPG dari banyak negara, sehingga lebih adaptif menghadapi ketegangan geopolitik[3].

Menariknya, di tengah upaya negara-negara Barat yang membatasi hingga menghentikan impor energi dari Rusia, Indonesia melalui Pertamina berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang harganya lebih murah dari pasar internasional[12]. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, “Kami melihat ada peluang untuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik”[12].

Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa Indonesia bebas menjalin kerja sama bidang ekonomi dengan negara manapun. Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyatakan, “Indonesia tidak pernah mengikuti ajakan sanksi yang diberlakukan unilateral oleh pihak tertentu,” dan Indonesia hanya akan mematuhi larangan atau sanksi internasional jika diatur oleh Dewan Keamanan PBB[12].

## *Proyeksi dan Tren Jangka Panjang Perdagangan Energi Rusia*

Meski menghadapi tantangan terkait sanksi, Rusia tetap optimis dengan masa depan industri energinya. Kementerian Ekonomi Rusia memproyeksikan ekspor minyak mentah akan naik menjadi 239,9 juta metrik ton (4,8 juta barel per hari) pada 2024 dari 238,3 juta ton pada 2023[15]. Revisi proyeksi pendapatan menyebabkan perkiraan pendapatan Moskow melambung. Tahun 2025, Rusia diproyeksikan meraih US$236,5 miliar dari ekspor minyak dan gas, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$226,2 miliar[15].

Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa ekonomi global akan mengalami kesulitan tanpa minyak dan gas Rusia[15]. Dalam forum ekonomi di Timur Jauh Rusia, ia mengungkapkan bahwa Moskow berencana untuk terus mengalirkan gas melalui Ukraina ke Uni Eropa, meskipun Rusia tidak dapat memaksa Kyiv untuk memperpanjang perjanjian transit yang akan berakhir akhir tahun 2025[15].

Namun, terdapat tantangan dalam proyeksi produksi. Meskipun Rusia berharap produksi gas akan meningkat setiap tahun hingga 2030, Kementerian Ekonomi merevisi turun ekspektasi untuk produksi minyak. Produksi minyak Rusia diperkirakan akan turun menjadi 521,3 juta ton tahun 2024, dibandingkan dengan 529,6 juta ton pada 2023, dan diproyeksikan turun lebih lanjut menjadi 518,6 juta ton pada 2025[15].

## *Kesimpulan*

Pola impor bahan bakar fosil Rusia telah mengalami transformasi signifikan pasca invasi Ukraina pada Februari 2022. Sanksi Barat memaksa Rusia mengalihkan ekspor energi dari Eropa ke Asia, dengan China, India, dan Turki menjadi pasar utama baru. Meskipun sanksi ekonomi menekan volume ekspor, lonjakan harga energi global tetap memberikan keuntungan besar bagi Rusia.

Di sisi lain, Uni Eropa berupaya keras mengurangi ketergantungan pada energi Rusia dengan meningkatkan impor dari Amerika Serikat dan Norwegia, serta mempercepat transisi ke energi terbarukan. Indonesia, meskipun tidak terdampak langsung oleh konflik, tetap berhati-hati dalam mengamankan pasokan energi nasional, bahkan mempertimbangkan peluang untuk mengimpor minyak Rusia yang lebih murah.

Konflik Rusia-Ukraina telah mengubah lanskap energi global secara permanen, dengan implikasi jangka panjang terhadap keamanan energi, harga, dan percepatan transisi energi. Hubungan energi antara Rusia dan pasar globalnya akan terus berkembang, dengan dinamika geopolitik dan ekonomi yang kompleks terus mempengaruhi pola perdagangan bahan bakar fosil di masa depan.

Citations:
[1] UE CARI LEBIH BANYAK GAS UNTUK GANTIKAN PASOKAN DARI … https://itrade.cgsi.co.id/ue-cari-lebih-banyak-gas-untuk-gantikan-pasokan-dari-rusia
[2] Rusia Raup Rp2.353 Triliun dari Ekspor Energi Pasca-Invasi ke … https://www.tempo.co/internasional/rusia-raup-rp2-353-triliun-dari-ekspor-energi-pasca-invasi-ke-ukraina-294785
[3] Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina: Pasokan BBM RI Aman https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/direktorat-jenderal-minyak-dan-gas-bumi/ketegangan-geopolitik-rusia-ukraina-pasokan-bbm-ri-aman
[4] Daftar Negara yang Paling Banyak Impor Minyak Rusia, Adakah … https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/13/193000165/daftar-negara-yang-paling-banyak-impor-minyak-rusia-adakah-indonesia-?page=all
[5] Deretan Negara yang Doyan Energi Fosil Rusia di 2023 https://www.idxchannel.com/economics/deretan-negara-yang-doyan-energi-fosil-rusia-di-2023
[6] Uni Eropa akan meningkatkan impor gas AS dan energi terbarukan … https://id.investing.com/news/commodities-news/uni-eropa-akan-meningkatkan-impor-gas-as-dan-energi-terbarukan-untuk-mengurangi-ketergantungan-pada-energi-rusia-93CH-2727159
[7] Ukraina Stop Aliran Gas Rusia ke Eropa – DW – 01.01.2025 https://www.dw.com/id/ukraina-stop-aliran-gas-rusia-ke-eropa/a-71195644
[8] Perang Rusia-Ukraina Masih Berlanjut, Pemerintah Indonesia … https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/direktorat-jenderal-minyak-dan-gas-bumi/perang-rusia-ukraina-masih-berlanjut-pemerintah-indonesia-siapkan-strategi-amankan-pasokan-bbm
[9] Ini Bukti Harga Minyak Liar karena Perang Rusia-Ukraina https://www.cnbcindonesia.com/market/20220601152311-17-343480/ini-bukti-harga-minyak-liar-karena-perang-rusia-ukraina
[10] Indonesia Paling Banyak Impor Bahan Bakar Mineral dari Federasi … https://databoks.katadata.co.id/perdagangan/statistik/7fd401a7b99665e/indonesia-paling-banyak-impor-bahan-bakar-mineral-dari-federasi-rusia-pada-2023
[11] Dampak Perang Rusia-Ukraina, Apakah Berujung Transisi Energi … https://www.kompas.com/global/read/2022/03/10/213000970/dampak-perang-rusia-ukraina-apakah-berujung-transisi-energi-terbarukan-?page=all
[12] AS larang impor minyak Rusia, sedangkan Indonesia mau membeli … https://www.bbc.com/indonesia/dunia-60936580
[13] Geser Rusia, Amerika Kini Jadi Pemasok Minyak Mentah Terbesar … https://m.harianjogja.com/news/read/2023/03/29/500/1130636/geser-rusia-amerika-kini-jadi-pemasok-minyak-mentah-terbesar-eropa
[14] [PDF] Perubahan Struktur Energi Jerman dan Implikasinya – Jurnal UMSU https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JISP/article/download/19116/pdf
[15] Rusia Proyeksi Naik Pendapatan Ekspor Migas 2024 Jadi $239,7 … https://www.voaindonesia.com/a/rusia-naikkan-proyeksi-ekspor-migas-2024-sebesar-3-7-kuadriliun/7775215.html
[16] AS Janji Meningkatkan Pasokan Gas Alam ke Eropa hingga 2023 https://insight.kontan.co.id/news/as-janji-meningkatkan-pasokan-gas-alam-ke-eropa-hingga-2023
[17] [PDF] PENGARUH PERANG RUSIA DAN UKRAINA TERHADAP … https://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-caraka-prabu/article/download/1019/319/
[18] [PDF] Strategi Keamanan Energi Jerman dalam Menghadapi Krisis Energi … https://eprints.unram.ac.id/45122/2/JURNAL%20IJPSS_BAIQ%20AMALIA%20ASRI%20AISYATI%20(L1A020014)%20(1).pdf
[19] Rusia di sektor energi Eropa – Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Rusia_di_sektor_energi_Eropa
[20] [PDF] DAMPAK PERANG RUSIA-UKRAINA – Jurnal Bukit Pengharapan https://journal.bukitpengharapan.ac.id/index.php/MOMIL/article/download/622/629/2310
[21] [PDF] KONFLIK RUSIA-UKRAINA DAN DAMPAKNYA TERHADAP … https://eprints.umm.ac.id/id/eprint/9306/3/BAB%20II.pdf
[22] [PDF] Dampak Invasi Rusia ke Ukraina Terhadap Stabilitas Suplai Energi … https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jipsi/article/download/9724/4127/
[23] Konflik Rusia-Ukraina: Dampak bagi Indonesia, harga mi instan … https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-60617679
[24] [PDF] Kebijakan Energi Uni Eropa Setelah Serangan Rusia ke Ukraina … https://journal.lpkd.or.id/index.php/Progres/article/download/661/1076/3662
[25] [PDF] Pengaruh Perang Rusia-Ukraina Terhadap Kegiatan Ekspor Impor … https://jurnal.uns.ac.id/bise/article/download/68637/44565
[26] [PDF] Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Ketersediaan BBM … https://ejurnal.kampusakademik.co.id/index.php/jiem/article/download/286/284
[27] Diplomasi Energi Rusia di Tengah Embargo Uni Eropa – detikNews https://news.detik.com/kolom/d-6525922/diplomasi-energi-rusia-di-tengah-embargo-uni-eropa
[28] [PDF] Diplomasi Indonesia dalam Konflik Rusia – Ukraina: Sebuah Kajian … https://jpi.ubb.ac.id/index.php/JPI/article/download/95/47/
[29] [PDF] Dampak Konflik Rusia – Ukraina – Big Data BPS https://bigdata.bps.go.id/documents/datain/Datain-April-edit.pdf
[30] [PDF] STATISTICS STATISTIK – Ditjen Migas ESDM https://migas.esdm.go.id/uploads/uploads/E–Statistik-semester-2021-(21-02-2022)-ok-(2).pdf
[31] [PDF] STRATEGI RUSIA DALAM MENGHADAPI EMBARGO MINYAK … http://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/GIJ/article/download/2439/729/
[32] [PDF] Krisis Energi Uni Eropa: Tantangan dan Peluang dalam … https://journal.unhas.ac.id/index.php/hujia/article/view/27052/10178
[33] [PDF] Informasi Strategis Edisi Oktober 2024 – ESDM https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-reviu-informasi-strategis-okt-des-2024.pdf
[34] Tak Gentar Sanksi AS, RI Lanjut Godok Wacana Impor Minyak Rusia https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/60483/tak-gentar-sanksi-as-ri-lanjut-godok-wacana-impor-minyak-rusia/2
[35] [PDF] Implikasi Kebijakan Pemberlakuan Ambang Batas Harga Ekspor … https://img.lab45.id/images/article/2023/01/04/225/1274implikasi-kebijakan-pemberlakuan-ambang-batas-harga-ekspor-minyak-rusia-terhadap-indonesia-dan-duniash.pdf

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *