Paus Fransiskus: Warisan Jiwa, Kemanusiaan, dan Toleransi yang Abadi

Oleh: M. Jaya S.H., M.H., M.M.

banner 468x60

Kitabaru.com – Pada 21 April 2025, dunia kehilangan salah satu pemimpin spiritual paling berpengaruh, Paus Fransiskus*, yang wafat pada usia 88 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik dan seluruh dunia yang mengenalnya sebagai pembawa pesan perdamaian, kemanusiaan, dan toleransi antaragama.

Jiwa yang Penuh Kasih dan Pengabdian

banner 336x280

Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang *rendah hati, penuh kasih, dan dekat dengan umatnya*. Sejak awal kepemimpinannya, ia menekankan pentingnya kesederhanaan dan pelayanan kepada kaum miskin. Ia sering terlihat menyapa umat secara langsung, bahkan mencium tangan orang-orang yang terpinggirkan sebagai bentuk penghormatan terhadap martabat manusia.

Dalam setiap pidatonya, Paus Fransiskus selalu mengingatkan bahwa *iman sejati adalah tentang cinta dan kepedulian terhadap sesama*, bukan sekadar ritual atau dogma.

Karya Kemanusiaan yang Tak Terlupakan

Selama 12 tahun kepemimpinannya, Paus Fransiskus aktif dalam berbagai *inisiatif kemanusiaan*. Ia menjadi suara bagi para pengungsi, korban perang, dan kaum miskin, serta menyerukan keadilan sosial dan ekonomi bagi mereka yang tertindas.

Beberapa aksi kemanusiaan yang paling dikenang dari Paus Fransiskus:
– *Membuka pintu Vatikan bagi pengungsi Suriah*, memberikan tempat tinggal dan perlindungan bagi mereka yang kehilangan rumah akibat perang.
– *Menyerukan gencatan senjata di Gaza*, mengingatkan dunia bahwa konflik hanya membawa penderitaan bagi rakyat.
– *Mendorong aksi global terhadap perubahan iklim*, dengan menekankan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab moral manusia.

Toleransi Beragama yang Menginspirasi

Paus Fransiskus adalah *simbol toleransi antaragama*. Ia percaya bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang bagi persaudaraan, melainkan peluang untuk saling memahami dan menghormati.

Dalam berbagai kesempatan, ia bertemu dengan *pemimpin agama Islam, Yahudi, Hindu, dan Buddha*, serta mendorong Paus Fransiskus: Warisan Jiwa, Kemanusiaan, dan Toleransi yang Abadi.

Salah satu pesan, terakhirnya: Sebelum wafat adalah
“Tidak akan ada perdamaian
tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi dan rasa hormat terhadap orang lain
Warisan yang Abadi Kepergian Paus Fransiskus bukanlah akhir dari perjuangannya.
Nilai-nilai ia ajarkan-kasih, kemanusiaan, dan toleransi-akan terus hidup dalam hati jutaan orang”.

Jakarta, 22 April 2025

Referensi:
ternate.tribunnews.com

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *