Ki Tarto Sentono, Dr. Kembalinya Hasto Sebagai Sekjend PDIP

Berita, Politik23 Views
banner 468x60

 

Kitabaru.com, Yogyakarta – Kembalinya Hasto Kristiyanto ke kursi Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai sebagai sebuah keberuntungan politik, baik bagi dirinya maupun bagi partai. Demikian disampaikan oleh Ki Tarto Sentono Dr., dosen Universitas PGRI Yogyakarta, yang juga salah satu pengurus majelis luhur Tamansiswa Yogyakarta (Pusat) dalam keterangan yang diterima redaksi.

banner 336x280

Menurut Tarto, posisi Hasto saat ini tidak hanya ditopang oleh pengalaman panjangnya di tubuh partai, tetapi juga oleh situasi internal PDIP yang sedang mengalami keterbatasan sumber daya manusia pada level pemikir dan organisator. “Hasto beruntung karena sudah dibebaskan dan mendapat amnesti dari Presiden Prabowo. Ia kembali ke partai dalam kondisi para pemikir serta kader yang mau bekerja di partai jumlahnya sangat sedikit. Ini momentum degradasi pemikir partai yang justru membuka jalan bagi dirinya,” ujar Tarto.

Lebih lanjut, Tarto menilai kembalinya Hasto juga merupakan bentuk realisme politik Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Dengan keterbatasan pilihan figur yang memiliki pengalaman, jaringan, dan kapasitas intelektual, Megawati dinilai tak punya banyak opsi selain kembali mengandalkan sosok Hasto. “Hasto adalah doktor lulusan Universitas Indonesia dan juga dosen di Universitas Pertahanan. Kapasitas akademiknya sekaligus pengalamannya di panggung politik membuat partai masih membutuhkannya,” imbuh Tarto.

Dalam teori politik kelembagaan, partai sering mengalami cadre crisis atau krisis kader, yakni situasi ketika terjadi kekosongan pemimpin berkualitas yang siap mengisi posisi strategis. Menurut Maurice Duverger, partai politik bukan hanya mesin elektoral, tetapi juga lembaga kaderisasi. Namun, ketika kaderisasi melemah, partai cenderung kembali pada figur lama sebagai solusi jangka pendek.

Fenomena ini, menurut Tarto, sangat relevan dengan kondisi PDIP. “Kembalinya Hasto memperlihatkan bahwa partai tengah berada pada titik pragmatis: memilih stabilitas organisasi dengan mengandalkan figur yang sudah terbukti loyal, meskipun mungkin ada kontroversi di masa lalu,” jelasnya.

Tarto juga menyoroti sisi keberuntungan politik yang menyertai perjalanan Hasto. Setelah sempat tersandung kasus hukum, amnesti presiden yang diterimanya menjadi batu loncatan untuk kembali ke panggung politik nasional. “Politik adalah soal momentum. Dalam kondisi biasa, mungkin ia tidak akan kembali secepat ini. Tetapi dengan amnesti dan kondisi internal partai yang membutuhkan, Hasto justru tampil sebagai orang yang dianggap paling siap,” tutup Tarto.

Dengan demikian, kembalinya Hasto sebagai Sekjen PDIP bukan sekadar keputusan personal Megawati, tetapi juga refleksi dari dinamika krisis kaderisasi dalam tubuh partai politik Indonesia. (red)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *