Kitabaru.com, Jakarta – Ikatan Relawan Merah Putih Seluruh Indonesia (IRMESPI) menyayangkan kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terkait pembatasan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran. Kebijakan yang dinilai terlalu tergesa-gesa itu dianggap merugikan masyarakat, terutama yang bergantung pada akses BBM dari pedagang kecil.
Ketua Harian IRMESPI, Cahaya Razak, menilai kebijakan tersebut seolah hanya bertujuan mengejar prestasi agar mendapat pengakuan dari Presiden Prabowo Subianto. Namun, menurutnya, kebijakan yang dibuat tanpa sosialisasi dan uji publik yang jelas hanya akan membebani rakyat kecil.
“Beliau mungkin ingin menunjukkan prestasi kepada Presiden, tetapi lupa bahwa kebijakan tanpa perhitungan matang akan berdampak buruk bagi masyarakat. SDM di sekitar Menteri Bahlil juga tampaknya kurang peka terhadap kebutuhan rakyat. Mungkin mereka profesional dalam teori, tetapi kurang apresiatif dalam memahami realitas di lapangan,” ujar Cahaya Razak.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal IRMESPI, Indria Febriansyah. Ia menyesalkan kebijakan yang berujung pada kelangkaan BBM di beberapa daerah hingga menyebabkan antrean panjang yang bahkan merenggut nyawa.
“Kebijakan itu seperti pisau. Jika diarahkan tanpa perhitungan dan uji kelayakan, bisa melukai rakyatnya sendiri. Seharusnya, Bahlil lebih bijak dalam mengambil keputusan dengan melibatkan organ relawan yang sudah melekat dengan rakyat dan setia menjaga nama baik Prabowo,” kata Indria.
IRMESPI berharap ke depan kebijakan yang berkaitan langsung dengan kebutuhan rakyat bisa lebih mempertimbangkan dampak sosialnya. Mereka juga mengingatkan agar kementerian yang dipimpin Bahlil tidak hanya fokus pada pencitraan dalam 100 hari kerja, tetapi benar-benar bekerja untuk kesejahteraan masyarakat.