Kitabaru.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan, sempat terganggu akibat tertundanya pencairan dana operasional untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ira Mesra, pengelola dapur MBG di wilayah tersebut, mengklaim belum menerima pembayaran senilai Rp975 juta untuk lebih dari 65 ribu porsi makanan yang telah disalurkan sejak Februari 2025.
Masalah ini mengemuka setelah Ira menanggung seluruh biaya operasional secara pribadi dan tidak mendapatkan kepastian dari Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN), mitra resmi MBG di wilayah Pancoran. Ia kemudian melaporkan dugaan penggelapan dana ke pihak kepolisian.
Menanggapi situasi ini, Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan klarifikasi resmi. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa BGN telah menyalurkan dana sesuai prosedur melalui jalur resmi, yaitu kepada Yayasan MBN. Penyaluran dana ke dapur-dapur mitra, lanjut Dadan, merupakan tanggung jawab penuh yayasan sebagai pelaksana teknis.
“Secara administratif, BGN telah menjalankan kewajiban. Namun kami tidak akan tinggal diam. Kami tetap mengambil tanggung jawab moral untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujar Dadan di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
Sebagai langkah cepat, BGN memfasilitasi mediasi antara Ira Mesra dan Yayasan MBN yang membuahkan kesepakatan untuk mengaktifkan kembali dapur SPPG Kalibata. Selain itu, BGN mengumumkan serangkaian langkah pembenahan, termasuk verifikasi ulang mitra, audit keuangan berkala dengan melibatkan auditor independen, serta penguatan kontrak kerja sama.
BGN juga membentuk tim monitoring khusus yang akan turun langsung ke lapangan guna memastikan jalannya program tetap sesuai sasaran dan transparan.
Insiden ini menjadi peringatan penting bagi pelaksanaan program sosial yang melibatkan banyak pihak. Meski demikian, BGN menegaskan bahwa kasus ini merupakan kendala implementasi di tingkat mitra, bukan kegagalan program MBG secara keseluruhan.
“Program ini adalah simbol kepedulian negara terhadap kebutuhan dasar rakyat. Kami akan terus memperkuat sistem agar kasus serupa tidak terulang,” tegas Dadan. (red)
